Kalau dengar lagu ini begitu dalam maknanya. Walau sebenarnya aku sendiri juga tidak tahu maksud asli dari lagu ini apa dan untuk siapa. Bagiku lagu ini ya untuk mereka. Mereka yang selalu membuat kejutan-kejutan setiap harinya. Anak didikku yang selalu menjadi harapan bangsa ini. Setiap kali dengar lagu ini, diri ini selalu diingatkan, bahwa mereka adalah "Kaca yang Berdebu". Sebagai pendidik aku tak boleh terlalu keras. Memaksa mereka ini dan itu. "Mencekoki" mereka dengan beban belajar yang tak sesuai. Menekan mereka dengan ancaman dan kata-kata kasar. Dan tak boleh pula aku paksa untuk memenuhi target-target yang terkadang tidak sesuai dengan perkembangan mereka. Sungguh ku tak ingin melukai mereka, tak ingin mereka "retak dan pecah". Ya, lagu ini juga selalu mengingatkan bahwa aku pun tak boleh terlalu lembut pada mereka. Harus ada komitmen antara reward dan punishment. Ada kejelasan tahapan proses, sehingga mereka tahu dan sadar apa yang terbaik bagi mereka. Sebagai fasilitator, aku sebagai pendidik harus bisa mengarahkan mereka dalam membentuk karakter pembelajar. Memaknai belajar sebagai perubahan nyata antara kemampuan materi ajar dan sikap yang berbanding lurus. Sungguh aku tak ingin mereka "keruh dan ternoda". Mereka adalah "permata" yang selalu ditunggu demi sebuah pengharapan menuju perubahan bangsa yang lebih baik. Karena mereka berharga, bagaimanapun aku harus menyentuh mereka dengan penuh kelembutan dan dengan cara sebaik-baiknya cara. Hati mereka sehalus sutera di awan, maka aku akan menjaga hati itu dengan penuh kesabaran. Caranya, dengan tetap lemah lembut, tapi aku tak akan memanjakan mereka. Seperti bermain layang-layang, aku akan tarik ulur senarnya. Sungguh, aku tak ingin mereka tertekan dan akhirnya "putus". Dan juga, jika mereka berbuat salah, aku akan menegur tanpa harus dengan kata-kata kasar. Cukup kata-kata bijak yang menyejukkan hati mereka. Memang terkadang ada perasaan yang membuatku sedikit mencoba untuk berhenti karena mereka yang belum mengerti hati ini, tak menurut apa yang kita beri. Namun, aku harus sabar dalam menghadapinya. Mereka adalah anak-anak yang memiliki segudang versi. Ada yang begini dan ada yang begitu. Memahami semua keunikkan mereka adalah pilihan yang arif. Aku harus menerima mereka dengan keihklasan. Untuk kesekian kalinya, Ingat! Mereka adalah "Kaca yang Berdebu". Ketika aku berpikir demikian, satu harapanku semoga di masa depan mereka bercahaya. Cahaya yang memberikan penerang dan kehangatan.
"Mereka" Anak didikku yang Luar Biasa ^_^ |
Hanya mencoba memaknai menurut versiku saja.
Let's check this out, lirik aslinya ada di bawah ini!
Kaca yang Berdebu (Maidany)
Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah
Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu lembut membersihkannya
Nanti ia mudah keruh dan ternoda
Ia bagai permata keindahan
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
Ia sehalus sutera di awan
Jagalah hatinya dengan kesabaran
Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya
Bersabarlah bila menghadapinya
Terimalah ia dengan keikhlasan
Karena ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya
Bercahayakan iman
Jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah
Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu lembut membersihkannya
Nanti ia mudah keruh dan ternoda
Ia bagai permata keindahan
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
Ia sehalus sutera di awan
Jagalah hatinya dengan kesabaran
Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya
Bersabarlah bila menghadapinya
Terimalah ia dengan keikhlasan
Karena ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya
Bercahayakan iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar