Senin, 15 Desember 2014

Bagiku, Semua Anak Berkebutuhan Khusus



Semua anak itu “Berkebutuhan Khusus”, tanpa terkecuali. Mereka memiliki gradasinya sendiri-sendiri. Generalisasi bukanlah pilihan yang bijak. Mereka punya rasa yang berbeda-beda, tak sama dan sangatlah unik. Layaknya anak yang berkebutuhan khusus mereka perlu perhatian ekstra dan detil. Mereka tak ingin diabaikan, apapun yang mereka lakukan dan katakan mereka ingin dimengerti. Seperti pelangi mereka juga memiliki warnanya sendiri. Warna-warninya selalu memberikan kejutan-kejutan setiap hari. Ada yang selalu berbicara, saat guru menjelaskan selalu memotong pembicaraan menanyakan ini dan itu (word intelligence), ada yang suka sekali menggambar daripada matematika, kursi dan meja di kelas pun juga jadi sasaran coretannya (Visual-spasial), ada yang cepat berhitung, gurunya bisa kalah cepat menghitung (Logical-Mathematical), ada juga yang selalu bersenandung bahkan pukul-pukul meja sambil bernyanyi yang membuat kelas semakin ramai (Musical), dan yang membuat kewalahan ada anak yang tidak pernah diam, suka lari-lari didalam kelas (Bodily-kinesthetic), bertemu juga dengan anak yang pendiam, tak banyak  bicara, kalau ditanya jawabnya “menggeleng” atau “mengangguk” saja tapi selalu percaya diri (Intrapersonal), ada lagi anak yang suka berteman dan bekerja dalam kelompok sampai-sampai membuat “gank-gank” di kelas (Interpersonal), serta yang membuat repot ada anak yang membawa ayam peliharaannya ke sekolah (Naturalist). Dari semua “ulah” (baca: kecerdasan) mereka yang selalu ingin diperhatikan, arifnya seorang guru harus jadi pemantik yang mendorong dan memberi kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Menjadi guru yang luar biasa itu berawal dari anak-anak yang luar biasa. Sebaliknya, anak-anak yang luar biasa pasti berasal dari guru yang luar biasa pula. (Sindang Dataran, 16 Des 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar