Tau
lagu hymne guru? Itu tu lagu yang biasanya buat nangis pas perpisahan SD kelas
6, atau perpisahan SMP kelas IX atau SMA kelas XII. Entah mengapa, denger lagu
itu di moment perpisahan kayak gitu selalu bikin mewek. Aih, merinding disko
dibuatnya. Air mata meluncur bak air terjun niagara. kalo dulu pas jadi murid
mah Cuma ikut2an doang, liat temen kiri kanan mewek ya ikut2an mewek ampe
ingusnya meler2 (iww).
Nah kalo sekarang, secara uda jadi guru beneran, meweknya jadi tulus en dalem
menghayati ampe nangis dua hari dua malem (lebay.com^^). Secara dipuji2 kayak gitu. Coba
denger lirik pertamanya: Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru,
namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Hei, pak buk guru, noh uda dipuji namamu eh dikenang pula dalam
sanubari murid2mu. Sanubari men!! Sanubari itu ibarat laut, bukannya dasar laut
tapi palung laut yang dalam, dalam dalam terdalam paling dalam lahh. Aihh,
makasih murid2ku. Sungguh ibuk bener2 terharu (ingus mulai meler #nahh!). yok, kita lanjut nyanyinya. The next: Semua
baktimu akan ku ukir di dalam hatiku, sbagai prasasti terima kasihku tuk
pengabdianmu. Alamak nak!!!
bakti ibuk pake diukir segala. Ukirnya di mana? Di logam ya? Di kayu ya? Atau
di batu akik? Hihihi. Maap nak, Cuma becanda kok. Ya, ibuk tau kamu ukir di
hati kan? Sekali lagi makasih ya nak. You are so sweetttttJ. Eh iya, btw prasasti terima kasihmu letaknya di mana ya?
Kok ibuk gak pernah liat? Ntar dulu, oh oo itu mah majas hiperbola ya? (sambil garuk2 kepala#gubrakkk!!). lanjutin liriknya yaa (tarikkk mangggg!!! #GakNyambung). Engkau sebagai pelita dalam kegelapan. Waduhh, jadi lilin dong ibuk, atau jadi lampu
bohlam yang warna oranye2 gitu?, gak lah ya, ibuk maunya jadi lampu philiph
yang hemat energi itu lohh, uda terus terang, terang terus pula (#Iklan). Lagi lagi, maksih ya nak uda nganggep ibuk
pelita bagi kalian. Terharu ibuk makin dalem, daaannnn ingus ibuk makin mel*r
karena nangis tersedu2 (jiiaaahh). Lanjutttt: Engkau laksana embun penyejuk
dalam kehausan. Yak ela nak, kalo haus mah minum tuh, air di galon
banyak. Ehhh ee, maap nak, becanda kokk, beneran deh!!. Embun kan sesuatu yang
menyejukkan nak, dan kalian anggep ibuk embun??? Nak, kalian kok pandai bener
sih buat ibuk tersanjung. Ibuk seperti embun di mata kalian? Wuuaaa, wuaaaaa
mewek ibuk makin menjadi-jadi nak. Be be ben Beneran tuh nak? Gak sa sa salah
ngo ngomong kan? (gagap karena meweknya makin parah). Bagian terakhir: Engkau
patriot pahlawan bangsa, Pembangun insan Cendekia. Weewww!! Do You call me a patriot? Yes, I’m patriotic (pe-de gilaaa!!!
hahaah). Kalian memang kaum cendekia yang tak lupa berterimakasih
pada para guru ya nak. Oia, kok lirik terakhir diganti? (aih, sama2 taulah yaa bijaknya kenapa diganti,
hehehe). Makasih nak, makasih makasih banyak nak untuk semua pujiannya.
#Hei,
para guru! Iya, kamu para guru!!! Hayati lagu ini! Maknai! maka bisa jadi kita
keselek, kayak keselek biji salak, bisa jadi juga kita mewek sejadinya, apakah
uda pantas menjadi guru, yang digugu dan ditiru? Apakah pujian2 itu pantas kita
terima? Aihh nak, murid2 ibuk tersayang, ibuk janji berubah lebih baik, jadi
pelita dalam gelapmu, jadi embun penyejuk dalam dahagamu, jadi patriot demi
jadikanmu insan cendekia. Agar lirik2 lagu ini tak sekedar mimpi.
#TerimaKasihAlmSartonoUntukLagunya
_Selamat
Hari Guru Nasional 2015_
(Sindang Dataran, 25 November 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar