Rabu, 25 November 2015



Tau lagu hymne guru? Itu tu lagu yang biasanya buat nangis pas perpisahan SD kelas 6, atau perpisahan SMP kelas IX atau SMA kelas XII. Entah mengapa, denger lagu itu di moment perpisahan kayak gitu selalu bikin mewek. Aih, merinding disko dibuatnya. Air mata meluncur bak air terjun niagara. kalo dulu pas jadi murid mah Cuma ikut2an doang, liat temen kiri kanan mewek ya ikut2an mewek ampe ingusnya meler2 (iww). Nah kalo sekarang, secara uda jadi guru beneran, meweknya jadi tulus en dalem menghayati ampe nangis dua hari dua malem (lebay.com^^). Secara dipuji2 kayak gitu. Coba denger lirik pertamanya: Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru, namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Hei, pak buk guru, noh uda dipuji namamu eh dikenang pula dalam sanubari murid2mu. Sanubari men!! Sanubari itu ibarat laut, bukannya dasar laut tapi palung laut yang dalam, dalam dalam terdalam paling dalam lahh. Aihh, makasih murid2ku. Sungguh ibuk bener2 terharu (ingus mulai meler #nahh!). yok, kita lanjut nyanyinya. The next: Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku, sbagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu. Alamak nak!!! bakti ibuk pake diukir segala. Ukirnya di mana? Di logam ya? Di kayu ya? Atau di batu akik? Hihihi. Maap nak, Cuma becanda kok. Ya, ibuk tau kamu ukir di hati kan? Sekali lagi makasih ya nak. You are so sweetttttJ. Eh iya, btw prasasti terima kasihmu letaknya di mana ya? Kok ibuk gak pernah liat? Ntar dulu, oh oo itu mah majas hiperbola ya? (sambil garuk2 kepala#gubrakkk!!). lanjutin liriknya yaa (tarikkk mangggg!!! #GakNyambung). Engkau sebagai pelita dalam kegelapan.  Waduhh, jadi lilin dong ibuk, atau jadi lampu bohlam yang warna oranye2 gitu?, gak lah ya, ibuk maunya jadi lampu philiph yang hemat energi itu lohh, uda terus terang, terang terus pula (#Iklan). Lagi lagi, maksih ya nak uda nganggep ibuk pelita bagi kalian. Terharu ibuk makin dalem, daaannnn ingus ibuk makin mel*r karena nangis tersedu2 (jiiaaahh). Lanjutttt: Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan. Yak ela nak, kalo haus mah minum tuh, air di galon banyak. Ehhh ee, maap nak, becanda kokk, beneran deh!!. Embun kan sesuatu yang menyejukkan nak, dan kalian anggep ibuk embun??? Nak, kalian kok pandai bener sih buat ibuk tersanjung. Ibuk seperti embun di mata kalian? Wuuaaa, wuaaaaa mewek ibuk makin menjadi-jadi nak. Be be ben Beneran tuh nak? Gak sa sa salah ngo ngomong kan? (gagap karena meweknya makin parah). Bagian terakhir: Engkau patriot pahlawan bangsa, Pembangun insan Cendekia. Weewww!! Do You call me a patriot? Yes, I’m patriotic (pe-de gilaaa!!! hahaah). Kalian memang kaum cendekia yang tak lupa berterimakasih pada para guru ya nak. Oia, kok lirik terakhir diganti? (aih, sama2 taulah yaa bijaknya kenapa diganti, hehehe). Makasih nak, makasih makasih banyak nak untuk semua pujiannya. 

#Hei, para guru! Iya, kamu para guru!!! Hayati lagu ini! Maknai! maka bisa jadi kita keselek, kayak keselek biji salak, bisa jadi juga kita mewek sejadinya, apakah uda pantas menjadi guru, yang digugu dan ditiru? Apakah pujian2 itu pantas kita terima? Aihh nak, murid2 ibuk tersayang, ibuk janji berubah lebih baik, jadi pelita dalam gelapmu, jadi embun penyejuk dalam dahagamu, jadi patriot demi jadikanmu insan cendekia. Agar lirik2 lagu ini tak sekedar mimpi. 

#TerimaKasihAlmSartonoUntukLagunya

_Selamat Hari Guru Nasional 2015_

(Sindang Dataran, 25 November 2015)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar